Monday, August 30, 2010

Tegar di Zaman Fitnah



Saudaraku, -semoga Alloh merohmati kita semua, aamien- marilah kita buka mata kepala dan hati kita dengan baik, perhatikanlah apa yang terjadi di sekeliling kita. Bukankah apa-apa yang pernah disampaikan Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- di kala beliau hidup sudah dapat kita lihat dan kita rasakan? Renungilah apa yang beliau ` kabarkan sebagai berikut :


Pertama, tibanya masa-masa penuh tipu daya.
Dari Abu Hurairoh –rodhiyallohu ‘anhu- telah berkata, ; telah bersabda Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- : "Akan datang suatu masa yang penuh tipu daya dimana para pendusta dibenarkan, orang-orang jujur didustakan, para penghianat diberi amanat dan orang-orang yang amanat dianggap penghianat. Dan dimasa itu Ruwaibidhoh berbicara. Lalu dikatakan, siapakah ruwaibidhoh itu? Beliau menjawab : orang bodoh berbicara tentang urusan yang umum ( persoalan umat, pen ). HR. Ibnu Majah lihat Silsilah Ahaaditsish Shohihah karya Syaikh Muhammad Naashiruddien al-Albani –rohimahulloh- jilid 4 hal. 508-509 no. 1887.


Kedua, ajaran islam yang bersih dari campuran syirik, bid’ah dan penyimpangan lainnya menjadi perkara yang asing di kalangan manusia kecuali mereka yang dirohmati Alloh .

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ n بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

Dari Abu Huroiroh –rodhiyallohu ‘anhu-, dia berkata : Telah bersabda Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- : “Islam itu pada mulanya adalah asing dan ia akan kembali menjadi asing seperti permulaannya, maka beruntunglah orang-orang yang asing itu.” HSR. Muslim dalam shohihnya


Ketiga, banyaknya perselisihan di kalangan umat.
Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda : “..Maka barangsiapa diantara kalian yang hidup sepeninggalku nanti niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Wajib atas kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah para kholifah sepeninggalku, peganglah sunnah itu dan gigitlah ia dengan gerahammu dan hati-hatilah dengan urusan yang diada-adakan dalam agama ini karena sesungguhnya setiap yang diada-adakan itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu adalah kesesatan” HSR. Abu Dawud dengan diringkas


Keempat, munculnya para penguasa yang tidak mengambil petunjuk beliau -shollallohu ‘alaihi wa sallam- dan tidak berpegang teguh dengan sunnahnya
Dari Jabir bin Abdulloh –rodhiyallohu ‘anhu- bahwasanya Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda kepada Ka’ab bin ‘Ujroh –rodhiyallohu ‘anhu- : “Semoga Alloh melindungi kamu dari pemerintahan orang-orang yang bodoh.” dia berkata : “Apakah pemerintahan orang-orang yang bodoh itu?” Beliau -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda : “Yaitu para penguasa yang akan ada sepeninggalku nanti; mereka tidak mengikuti petunjukku dan tidak mengambil sunnahku. Maka barangsiapa yang membenarkan kedustaan mereka dan menolong kezholiman mereka maka mereka bukanlah dari golonganku dan aku bukanlah golongan mereka dan mereka tidak akan dibawa ke telagaku pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak membenarkan kedustaan mereka dan tidak menolong kezholiman mereka maka mereka itu golonganku dan aku dari golongan mereka dan mereka akan dibawa ke telagaku. ( HR. Ahmad dalam musnadnya. Dinilai hasan oleh Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i –rohimahulloh- dalam Shohihul Musnad 1/176-177 dan Jaami’us Shohih 3/495-496 )


Kelima, diangkatnya ilmu, turunnya kebodohan dan banyaknya pembunuhan.
Dari Abu Wail, ia berkata : Aku duduk di sisi Abdulloh bin Mas’ud an Abu Musa –rodhiyallohu ‘anhuma- keduanya berkata : Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda : “Sesungguhnya menjelang hari kiamat terdapat hari-hari diangkatnya ilmu, diturunkannya kejahilan ( kebodohan ) dan banyaknya al-Harju yakni pembunuhan.” HSR. Bukhori dan Muslim


Keenam, banyaknya manusia yang sudah tidak memperhatikan halal dan harom lagi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dari Abu Huroiroh –rodhiyallohu ‘anhu-, dari Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- beliau bersabda : “Sesungguhnya akan datang kepada manusia suatu zaman, dimana seseorang sudah tidak memperdulikan lagi tentang harta yang ia dapatkan, apakah dari hasil yang halal atau dari yang harom.” ( HSR. Bukhori ).

Itulah di antara tanda-tanda zaman penuh cobaan ( zaman fitnah ). Masih banyak lagi apa-apa yang Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- sampaikan dalam hadits-haditsnya yang sah yang dapat kita lihat dan saksikan dengan mata kepala dan hati yang jernih. Semakin jauh dari masa kenabian, maka masa itu akan semakin banyak cobaannya.

Dari az-Zubair bin ‘Adie, ia berkata : Kami mendatangi Anas bin Malik –rodhiyallohu ‘anhu- mengadukan apa yang kami rasakan dari kezholiman al-Hajjaj. Maka beliau mengatakan : “Bersabarlah kalian. Tidaklah datang suatu zaman kepadamu melainkan sesudahnya lebih jelek dari sebelumnya hingga kamu bertemu dengan Robb kalian. Aku mendengarnya dari Nabi kalian -shollallohu ‘alaihi wa sallam- ”. HSR. Bukhori no. 7068

Saudaraku, jika kita telah menyadari bahwasanya kita termasuk hidup di zaman penuh cobaan ( baca zaman fitnah ) sebagaimana ciri-ciri yang Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam-sebutkan, maka sudah seharusnya kita semakin bersungguh-sungguh dalam menjaga agama dan keselamatan diri kita sendiri sebelum lainnya.

Dari Abu Sa’ied al-Khudrie –rodhiyallohu ‘anhu- bahwasanya beliau berkata : Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda : “Sudah hampir masanya harta terbaik seorang muslim adalah kambing, ia membawanya ke puncak gunung dan tempat-tempat curah hujan membawa agamanya untuk menjauhkan diri dari fitnah.” HSR. Bukhori dalam shohihnya no. 19

Selain itu, sudah seharusnya kita mensikapi semua itu dengan apa-apa yang Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- ajarkan. Di antaranya sebagai berikut :

Pertama, kenalilah hakekat kebenaran berdasar ilmu yang shohih.

Ilmu yang dimaksud di sini adalah pengetahuan tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang hamba agar ia dicintai dan diridhoi Alloh Ta’aala. Ia adalah pengetahuan yang bersumber dari kitabulloh dan sunnah Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- sebagaimana difahami dan diamalkan para sahabat

Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- dan generasi yang mengikuti mereka dengan baik. Inilah yang diwariskan Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- kepada umatnya. ( Lihat Surat Al Isroo’ ayat 36 )


Kedua, bersegeralah beramal sholih dan istiqomahlah sampai ajal menemui kita.
Dari Abu Huroiroh –rodhiyallohu ‘anhu- ia berkata : “Sesungguhnya Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- telah bersabda, ‘Bersegeralah mengerjakan amal sholih sebelum datang berbagai macam fitnah seperti malam yang gelap gulita. Pada pagi hari dia masih termasuk mu’min sedangkan pada sore harinya dia telah menjadi kafir atau pada sore hari dia masih termasuk mu’min sedangkan pada paginya dia telah menjadi kafir karena dia telah menjual agamanya dengan harta dunia” HSR. Muslim dalam shohihnya no. 118


Ketiga, menyelesaikan perselisihan dan permasalahan berdasar Al Qur’an dan Sunnah Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam-.
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Alloh dan taatilah Rosul-Nya dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Alloh ( Al Qur’an ) dan Rosul ( sunnahnya ), jika kamu benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian. Yang demikian lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.” ( QS. An Nisaa’ ; 4 : 59 )


Keempat, menjauhi sumber-sumber fitnah ( seperti perbuatan syirik, bid’ah dan persatuan di atas keduanya, taqlid buta, fanatik kesukuan dan kelompok, dan sebagainya )

Dari Miqdad bin al-Awad –rodhiyallohu ‘anhu- ia berkata : Demi Alloh, aku mendengar Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda : “Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari segala fitnah. Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari segala fitnah. Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari segala fitnah. Dan orang yang diuji ia bersabar. HSR. Abu Dawud


Kelima, menjaga lisan, tetap di rumah dan menangisi kesalahan.
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir –rodhiyallohu ‘anhu-, ia berkata ; Aku bertanya kepada Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- : ‘Wahai Rosululloh, apakah keselamatan itu?’ Beliau bersabda : “Tahanlah lidahmu ( dari banyak bicara, red ), tetaplah di rumahmu dan tangisilah kesalahanmu.” HR. Tirmidzi. Syaikh al Albani v menilainya shohih lighoirihi dalam Shohiehut Targhieb wat Tarhieb no. 2741, 2854 dan 3331


Keenam, istimbath ( memeriksa kebenaran suatu informasi atau berita sebelum disikapi atau disebarluaskan ).
Tatkala tersiar berita di kalangan para sahabat bahwa Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- telah menceraikan istrinya, maka menyebarlah apa yang tersebar di kalangan sahabat, sehingga Umar menemui Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- dan bertanya : “Apakah engkau telah menceraikan istrimu?” Rosululloh ` menjawab : “Tidak”. Umar berkata : “Maka saya berdiri di pintu Masjid dan berteriak sekuat suara saya, ‘Rosululloh tidak menceraikan istrinya’ lalu turunlah ayat : “Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rosul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan dapat mengetahuinya dari mereka… QS. An Nisaa’ ; 4 : ayat 83

Umar –rodhiyallohu ‘anhu- berkata : “Saat itu saya ingin mencari kebenaran perkara tersebut. Lalu Alloh menurunkan ayat pemberian pilihan.” HSR. Muslim no. 3764 dengan diringkas


Ketujuh, berlaku lemah lembut (ar-rifq ), santun ( al-hilm ) dan menjauhi ketergesaan ( at-ta’anni ) dalam bersikap.
Dari ‘Aisyah –Istri Nabi –rodhiyallohu ‘anha- dari Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam-, beliau bersabda : “Sesungguhnya lemah lembut tidaklah berada pada sesuatu melainkan akan memperindahnya. Dan tidaklah kelembutan itu dicabut dari sesuatu melainkan akan menjelekkannya.” HSR. Muslim dalam shohihnya no. 6767

Dari Abu Sa’id al-Khudrie –rodhiyallohu ‘anhu-, ia berkata : Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda kepada Asyaj Abdul Qoys –rodhiyallohu ‘anhu- : “Sesungguhnya pada dirimu ada dua sifat yang dicintai Alloh ; al-Hilm ( santun ) dan al-Anaah ( tidak tergesa-gesa ) HSR. Muslim no. 127 dengan diringkas


Kedelapan, berdoa kepada Alloh memohon perlindungan dari terjerumus ke dalam “Fitnah”
Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda kepada para sahabat : “…Berlindunglah kalian kepada Alloh dari fitnah-fitnah baik yang nampak maupun tersembunyi.” Mereka berkata : “Kami berlindung kepada Alloh dari fitnah-fitnah yang nampak dan tersembunyi”…HSR. Muslim no. 7392 dengan diringkas dari sahabat Zaid bin Tsaabit –rodhiyallohu ‘anhu-
Saudaraku, semoga bermanfaat, aamien

Sumber bulletin Sabilul Mu’minin No. 9 Thn Ke VI Tgl 12 Robi’ul Awwal 1431 H / 26 Februari 2010 M

Tegar di Zaman Fitnah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Agus Candra Kurniawan